RSS

All about...

Saya seorang mahasiswi jurusan manajemen semester satu, saya menyukai semua hal yang berhubungan dengan seni. Bagi saya, seni adalah keindahan dan ketenangan, dimana ada banyak hal yang tidak bisa saya curahkan secara langsung, tapi semua emosi bisa keluar dengan mudahnya melalui seni. Seni musik, seni tari, dan seni peran sudah lama menjadi bagian dari hidup saya. Meski tanpa restu orangtua, saya tetap menggelutinya, saya tetap menjalankan 'panggilan' hati saya.

Sejak kelas 5 sd saya juga sudah suka menulis cerita, berbagai hal yang saya lihat dan saya rasakan saya tuangkan dalam bentuk karangan. Ketika tulisan-tulisan saya memenuhi mading, dan bisa dibaca oleh teman-teman adalah suatu kebanggaan tersendiri oleh saya. Bisa sedikit menghibur, dan berbagi cerita sudah lebih dari cukup bagi saya kala itu.

Tak begitu lama, hobi menulis saya ini diketahui oleh mama, dan dengan antusias tinggi mama 'mengenalkan' saya pada dunia jurnalistik yang sangat ia sukai, namun sayangnya mama harus memendam dalam-dalam impiannya tersebut. Benar kata pepatah, "tak kenal maka tak sayang". Karena tidak tahu dan tidak mau tahu seperti apa dunia jurnalistik yang dibanggakan mama, saya tidak pernah tertarik dengan hal itu.

Mama yang notabene pendiam, dan sedikit pemalu sangat menyukai dunia tulis menulis, dan melampiaskan seluruh emosinya lewat tulisan. Berbeda dengan saya, saya lebih suka 'bermain' diatas panggung, dan menulis hanya sebagai 'bumbu' saja bukan hal yang utama.

Menurut saya dunia seni yang saya geluti adalah hobi yang menghasilkan, dan pekerjaan yang paling mengasikan adalah hobi yang dibayar. Saya sangat senang bisa menari, menyanyi, bermain teater dari panggung ke panggung lalu dibayar, selain kepuasan batin saya terpenuhi saya juga bisa menghasilkan uang.

Terlalu asik dengan dunia seni diluar, membuat saya lupa akan tugas saya sebagai seorang pelajar. Sehingga banyak nilai saya yang kurang memuaskan, dan saya tidak punya prestasi apapun dibidang akademik.

Meskipun begitu, saya tetap bertekad untuk kelak bisa masuk universitas negri. Sejak duduk dibangku SMP saya memang sudah suka mencari uang tambahan, karena bagi saya ada kepuasan tersendiri ketika membeli sesuatu yang kita inginkan dengan hasil jerih payah kita sendiri. Namun, karena saya sudah memasuki semester awal kelas 12 dan butuh persiapan lebih untuk UN, dengan berat hati saya berhenti dari semua kegiatan luar yang saya ikuti.

Bulan-bulan pertama semester 5 saya sibuk belajar, ini adalah UN terakhir saya dan saya harus menutupnya dengan hasil yang terbaik, saya akan berusaha semaksimal mungkin. Meski saat itu saya tidak tahu ingin masuk universitas mana, dan bagaimana cara agar bisa masuk universitas negri. Saya terus belajar dan belajar keras saat itu saya merasa ada banyak hal yang harus saya pelajari, saya sudah tertinggal jauh jika dibanding dengan teman-teman saya yang sudah menyiapkan banyak hal untuk persiapan UN ataupun untuk persiapan masuk PTN, dan bahkan mereka sudah mengikuti bimbel.

Fokus untuk persiapan UN saya tidak pernah keluar rumah selain untuk kerja kelompok, saya hanya mengisi waktu luang disaat libur dengan membaca majalah. Saya akui awalnya hanya untuk melihat tentang fashion di majalah sebagai penghibur hati di rumah, tapi lama-kelamaan saya menyukai semua bagian didalam majalah. Saya mendapat banyak pengetahuan baru melalui bacaan tanpa harus keluar rumah. 

Kebiasaan membaca majalah, 'menggelitik' hati saya untuk kembali menulis dan melakukan sesuatu yang bermanfaat. Hingga suatu hari saya iseng melamar menjadi penulis lepas disalah satu perusahaan. Setiap harinya saya dituntut kreatif untuk membuat banyak artikel, melalui pekerjaan ini saya belajar banyak tentang tata cara penulisan yang baik dan benar. Bekerja sebagai penulis lepas tentu tidak menggangu waktu belajar saya, karena pekerjaan ini bisa saya lakukan kapan pun dan dimana pun.

Tanpa saya sadari, pekerjaan ini membantu saya dalam pelajaran. Soal-soal bahasa Indonesia misalnya, saya bisa dengan cepat menjawab pertanyaan hanya dengan menganalisa tulisannya, dan saat saya ada tugas membuat artikel di sekolah saya tidak lagi kesulitan karena sudah terbiasa.

Tiga bulan sebelum UN saya dan teman-teman sepakat untuk mengadakan baksos terakhir disemester 6. Selain semakin sering belajar bersama, kami juga tidak melupakan kewajiban kami sebagai mahluk sosial untuk membantu sesama. Salah satu desa kecil di wilayah Bogor menjadi pilihan kami untuk melakukan bakti sosial.

Berbagai hal untuk kegiatan baksos telah kami lakukan seperti penggalangan dana, pengumpulan barang layak pakai, hingga mendaur ulang barang bekas untuk dijual kembali. Memang tidak mudah untuk melakukan hal itu, tapi ada kepuasan tersendiri ketika kita bisa berbagi, dan melihat orang yang kita bantu tersenyum.

Suatu siang saat saya tengah bosan dengan setumpukan buku pelajaran, saya beralih mengambil laptop untuk sekedar browsing berita yang sedang update. Hingga saya menemukan blog salah satu teman saya muncul diberanda G+, saya klik alamat blog tersebut untuk melihat seperti apa blognya.

Posting terakhir yang teman saya buat adalah tentang kegiatan baksos yang belum lama kami lakukan bersama. Karena penasaran saya terus scroll down hingga posting terakhir, saya takjub karena semua isi blognya tentang kehidupan nyata disekelilingnya, blog yang sangat menginspirasi dan bermanfaat. Berbeda jauh dengan blog saya yang hanya berisi cerita-cerita karangan.

Dengan hati yang dipenuhi berbagai pertanyaan saya segera menghubungi teman saya itu melalui pesan pribadi. Saya ingin tahu, kenapa ia menulis semua kegiatan sosial yang pernah kita lakukan di blog. Apakah untuk pamer agar semua orang tahu? Atau untuk tujuan lain?

Sekali lagi, ternyata jawabannya kembali menggetarkan hati saya. Teman saya yang satu ini memang sangat aktif berorganisasi dan sangat peduli pada lingkungan disekitarnya, kelak ia bercita-cita menjadi seorang reporter. Ia berkata, "Saya hanya ingin mengubah dunia mereka menjadi lebih indah, dan saya yang akan menjadi media mereka untuk mengatakan mereka juga punya hak yang sama. Dilain sisi saya ingin mengkritisi banyak hal yang harusnya banyak orang tahu, bukan untuk ditutupi," 

Membaca jawabannya membuka mata hati saya yang selama ini tertutup akan hal yang benar, saya terlalu sibuk dengan urusan saya sendiri. Saya merasa ada sesuatu yang salah, selama ini saya menulis hanya untuk mendapatkan uang dan sifatnya komersial. Padahal melalui tulisan kita bisa menyampaikan banyak hal,  membagikan informasi yang belum diketahui banyak oramg menjadi informasi yang umum dan melalui tulisan pula lah kita bisa bersuara, menyampaikan yang ingin disampaikam.

Sejak saat itu saya mengerti, betapa mama ingin saya sedikit banyak berkecimpung dalam dunia jurnalistik, dan bagaimana para wartawan berlarian berjuang mencari berita hanya demi membagikannya kepada khalayak umum. Sejak saat itu pula saya mulai tertarik bahkan mencintai dunia jurnalistik meski saya masih harus banyak belajar lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS